Duta Besar Australia untuk Indonesia Paul Grigson, siang tadi
dipanggil ke Kementerian Luar Negeri menemui Menlu Retno L.P Marsudi.
Pertemuan keduanya membahas klarifikasi dari pihak Australia mengenai
isu suap anak buah kapal yang membawa imigran gelap untuk putar balik ke
Indonesia.
"Australia sangat terbuka untuk bekerja sama dengan Indonesia untuk menghalangi penyelundupan manusia," ujar Grigson, di Jakarta selepas pertemuan, Jumat (19/6).
agen sbobet
Selain itu, Grigson juga menyampaikan surat yang ditulis oleh Menteri
Luar Negeri Australia Julie Bishop. Namun menurut Menlu Retno, surat
yang diberikan isinya tidak menjawab apa yang diminta Indonesia.
"Dubes Grigson memberikan surat Julie Bishop untuk saya. Mohon maaf
saya tidak bisa jelaskan secara detail. Surat tersebut juga tidak
menjawab pertanyaan saya," ujar Menlu Retno melalui pesan singkat pada
awak media.
Sejak awal pekan ini, Menlu Retno meminta klarifikasi pada Australia
melalui Dubes Grigson mengenai penyuapan kepada awak kapal imigran,
sebelum dirinya bertolak ke Norwegia. Pertemuan Menlu Retno dan Dubes
Grigson berlangsung selama 20 menit.
Para pencari suaka yang sebagian berasal dari Bangladesh itu
ditangkap oleh Kepolisian RI di Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur, pada
awal bulan ini.
Nahkoda dan awak kapal mengaku diberi uang masing-masing ASD 5 ribu
(setara Rp 66,5 juta) agar mau putar balik ke wilayah perairan
Indonesia. Para imigran gelap itu terdiri dari 54 orang Sri Lanka, 10
orang Bangladesh, dan seorang warga Myanmar.
Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, menyatakan negaranya berhak
mencari cara-cara alternatif menghalau imigran. Dia tidak membantah,
ataupun menyetujui, metode suap kapal imigran. Seorang bekas pejabat di
Negeri Kanguru menyatakan praktik menyuap kapal imigran gelap sudah
berlangsung sejak era pemerintahan Partai Buruh pimpinan Kevin Rudd.
posted by:
bola125
No comments:
Post a Comment