Tidak sedikit orang menyatakan diri memeluk Islam dalam tiap pekannya di
Masjid Al Markaz Al Islami, di Jalan Masjid Raya, Makassar. Namun
selama Ramadan, jumlah mualaf yakni mereka yang di-Islam-kan itu alami
peningkatan.
H Abdul Karim Lawe, anggota Badan Pengelola Harian
Masjid Al Markaz Al Islami sekaligus pembimbing mualaf menyebutkan,
biasanya pengIslaman di Masjid Al Markaz itu setiap pekan yakni sesaat
sebelum sholat Jumat berlangsung. Di hari-hari biasa, setiap Jumat itu
ada empat hingga lima orang yang di-Islam-kan. Tetapi selama Ramadan ini
terjadi peningkatan, setiap Jumat yang di-Islam-kan sebanyak tujuh
hingga delapan orang.
agen sbobet
"Sudah tiga kali Jumat selama Ramadan.
Masing-masing di-Islam-kan tujuh hingga delapan orang. Jadi total mualaf
saat ini sudah ada 23 orang," tutur H Abdul Karim Lawe.
Sehingga
total mualaf yang sebelumnya di-Islam-kan di Masjid Al Markaz ini sudah
mencapai 3.297 orang terhitung sejak tahun 1996, awal Masjid ini
beroperasi.
Para mualaf ini meninggalkan agama lamanya dengan
berbagai alasan yang pada intinya mereka mengaku mendapat hidayah
setelah sejumlah hal yang dilaluinya. Antara lain karena pergaulan di
tengah umat Islam, kemudian melihat hal yang spesifik dari Islam itu
seperti ajaran ketauhidan, keesaan Tuhan yang tiada menyerupai, yang
tidak ada di agama mereka sebelumnya.
Mereka juga memilih masuk
Islam setelah berpikir keistimewaan ajaran Islam yang mengajarkan semua
manusia sama di hadapan Tuhan, di hadapan Allah SWT. Yang membedakan
hanyalah keikhlasan dan amal ibadah. Tidak ada kasta, tidak ada
perbedaan kaya dan miskin. Sebagian juga masuk Islam karena ikut orang
tua yang lebih dulu dapat hidayah.
"Bahkan ada seorang peneliti
dari Prancis masuk Islam karena kagum dengan azan, lafadz panggilan
sholat. Katanya sudah banyak negara didatangi dan azan itu tidak
berubah, kumandangnya sama di negara manapun. Dari situ dia mempelajari
makna azan hingga akhirnya menyatakan peluk Islam," jelas H Abdul Karim
seraya menambahkan, rata-rata para mualaf ini orang-orang berpendidikan,
sarjana dengan background pengusaha, karyawan dan peneliti. Juga ada
dari kaum dhuafa.
Selain warga Makassar, di antara mereka ada
juga yang pendatang dan yang tengah bertugas di Makassar. Antara lain
ada yang dari Manado (Sulawesi Utara), Jawa, Timor Timur, Irian Jaya
juga keturunan Tiong Hoa. Dan pendatang dari negara luar karena bertugas
di Makassar baik sebagai peneliti maupun karyawan asing seperti
Prancis, Australia, Jepang, Belanda.
Pengelola Al Markaz tidak
semata-mata mengantarnya menyebut syahadat tetapi membimbingnya. Usai
nyatakan Islam, para mualaf bisa ikuti pembinaan. Ada pesantren kilat
selama tujuh hari antara lain materinya soal ketauhidan, tata cara
sholat dan tata cara berniaga, bekerja serta bermuamalat dengan jujur
dan amanah.
Mereka juga dibekali buku petunjuk sholat, kitab suci
Alquran dan terjemah serta buka tuntunan mengaji metode Iqra. "Biasanya
setelah masuk Islam mereka datang lagi konsultasi agama dan mengaku
setelah masuk Islam, hidup mereka terasa lebih tenang," ujar H Abdul
Karim Lawe
posted by:
bola125
No comments:
Post a Comment