Thursday, July 9, 2015

Rupbasan Tangerang kelebihan kapasitas dan minim sistem pemadam api

Selepas terbakar kemarin malam, hari ini Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Ma'mun, menengok Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) Klas I Jakarta Barat dan Tangerang, Kamis (9/7). Kebakaran diduga akibat korsleting listrik telah menghanguskan sejumlah barang bukti sitaan Komisi Pemberantasan Korupsi di gudang Blok D pada Rabu (8/7) sekitar pukul 18.00 WIB.

Gudang itu nampak berantakan dan hangus. Bagian atap dan pintu gudang sudah tak tersisa, sedangkan temboknya terlihat legam. Puluhan barang bukti seperti sepeda motor sitaan, baik yang terparkir di dalam gedung maupun di depan gedung juga nampak terbakar habis.

Ma'mun mengatakan, kondisi Rupbasan ini sama dengan kondisi lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan yang kelebihan kapasitas. "Ini tempatnya sudah penuh, jadi berbagai barang ditempatkan di satu tempat. Ada motor, baju, mobil, solar, minyak dan sebagainya," kata Ma'mun.

Menurut Ma'mun, Rupbasan Tangerang saat ini memang rencananya akan diperluas. Setelah kejadian ini, hal perluasan itu nampak makin mendesak dan akan dipercepat supaya tidak kelebihan kapasitas.

"Sebenarnya tempatnya masih layak, cuma kebanyakan barang. Supaya barang-barang tidak menumpuk jadi satu, akan diperluas," ujar Ma'mun.

agen sbobet

Mengenai kerugian, Ma'mun masih menghitungnya. Sementara buat penyebab kebakaran, mereka masih menunggu penyelidikan dari polisi.

Soal barang bukti lenyap terbakar, menurut Ma'mun tidak mengganggu proses hukum karena sebagian besar telah selesai proses persidangan dan dalam tahap lelang.

"Tidak mengganggu. Kebanyakan kasusnya sudah selesai. Hanya yang barang bukti sepuluh karung kaos kasus pemalsuan merek sitaan Polda Metro Jaya yang belum selesai prosesnya," ucap Ma'mun.

Kepala Rupbasan Klas I Jakarta Barat dan Tangerang, Sardjono, menyampaikan blok terbakar merupakan tempat sitaan umum. Baik dari Kejaksaan, Kepolisian, Bea dan Cukai, serta KPK.

"Ada 6 blok di Rupbasan. Ini yang terbakar Blok D yang isinya puluhan motor, alat kesehatan berupa scanner tubuh kasus korupsi RSU Tangsel sitaan KPK," kata Sardjono.

Sardjono mengatakan, Rupbasan berdiri sejak 1994 itu memang sudah kelebihan kapasitas. Apalagi sistem pemadaman juga minim lantaran gudang tidak memiliki pemadam api otomatis. Proses pemadaman hanya dilakukan manual dengan parafin.

"Rata-rata kapasitasnya sudah penuh. Di mana ada tempat kosong, ya diisi. Kita berharap semenjak kejadian ini ada perluasan dan dilengkapi dengan peralatan pencegah kebakaran," tambah Sardjono.

posted by:
bola125

No comments:

Post a Comment